LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI



LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI

I.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A.    PENGERTIAN
1. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara.
2. Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart & Sundenn, 1998).
3. Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan dari luar.
  B. RENTANG RESPON

 
C.    FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
1. Faktor Predisposisi
a.       Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf-syaraf pusat dapat menimbulkan gangguan realiata. Gejala yang mungkin timbul adalah: hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul prilaku menarik diri.
b.      Psikologis
Keluarga pengasuh yang tidak mendukung (brokenhome, overprotektif, dictator, dan lainnya) serta lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah: penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang kehidupan klien.

c.       Social budaya
Kondisi social budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita: dimana terjadi kemiskinan, konflik social budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan terisolasi yang disertai stress.
d.      Genetika
Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
e.       Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Dengan adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan Dimetytranferase (DMP).
1.      Neurobilogi
2.      Neurotransmitter
3.      Abnormal perkembangan syaraf

2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang:
a. Bermusuhan
b. Tekanan, isolasi
c. Perasaan tidak berguna
d. Putus asa dan tidak berdaya
e. Proses pengolahan informasi yang belebihan
f. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
g. Adanya gejala pemicu
D.    KLASIFASI
Jenis Halusinasi
Data Objektif
Data subjektif
Halusinasi pendengaran
-          Bicara atau ketawa sendiri
-          Marah-marah tanpa sebab
-          Mengarahkan telinga ke arah tertentu
-          Menutup telinga
-    Mendengar suara atau kegaduhan
-    Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
-    Mendengar suara yang menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
Halusinasi penglihatan
-          Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
-          Ketakutan kepada sesuatu yang tidak jelas
-    Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartoon, melihat hantu atau monster
Halusinasi penghidu
-          Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
-          Menutup hidung
-    Membaui bau-bauan seperti bau darah, urine, feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan
Halusinasi pengecap
-          Sering meludah
-          Muntah
-   Merasakan rasa seperti darah, urine, atau feses
Halusinasi perabaan
-          Menggaruk-garuk permukaan kulit
-   Menyatakan ada serangga di   permukaan kulit
-   Merasa tersengat listrik

E.  MEKANISME KOPING
1. Regresi
2. Proyeksi
3. Menarik diri (Ade Herman, 2011)


F. POHON MASALAH
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

                   Perubahan sensori perseptual: halusinasi
 
Isolasi sosial : menarik diri
                 (Ade Herman, 2011)
       I.            MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL (PERLU DIKAJI)

Masalah Keperawatan yang muncul
1.      Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
a.    Data Subyektif :
-       Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
-       Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika    sedang kesal atau marah.
-       Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
b.      Data Objektif :
-       Mata merah, wajah agak merah.
-       Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
-       Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
-       Merusak dan melempar barang‑barang.

2.      Perubahan sensori perseptual : halusinasi
a.    Data Subjektif
-       Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
-       Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
-       Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
-       Klien merasa makan sesuatu
-       Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
-       Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
-       Klien ingin memukul/melempar barang-barang
b.   Data Objektif
-       Klien berbicar dan tertawa sendiri
-       Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
-       Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
-       Disorientasi
3.      Isolasi sosial : menarik diri
a.    Data Subyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan singkat ”tidak”, ”ya”.

b.   Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri/menghindari orang lain, berdiam diri di kamar, komunikasi kurang atau tidak ada (banyak diam), kontak mata kurang, menolak berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi tidur seperti janin (menekur). (Ade Herman, 2011)
    II.             
                         DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi
2.      Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
(Ade Herman, 2011)

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan 1 : Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi
1.   Tujuan umum :        
Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
2.   Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a. Salam terapeutik – perkenalan diri – jelaskan tujuan – ciptakan lingkungan yang tenag – buat kontrak yang jelas (waktu, tempat, topik)
a.       Beri kesempatan mengungkapkan perasaan
b.      Empati
c.       Ajak membicarakan hal-hal yang ada di lingkungan

b. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
a. Kontak sering dan singkat
b. Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan non verbal)
c. Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah ada suara yang didengar dan apa yang dikatakan oleh suara itu. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, tetapi perawat tidak mendengarnya. Katakan bahwa perawat akan membantu
d. Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu, frekuensi terjadinya halusinasi serta apa yang dirasakan saat terjadi halusinasi
e. Dorong untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi halusinasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
a.    Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi halusinasi
b.   Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien dan cara baru untuk mengontrol halusinasinya
c.    Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi : bicara dengan orang lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan, mengatakan pada suara tersebut “saya tidak mau dengar”
d.   Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih/dilakukan
e.    Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri pujian jika berhasil
f.    Libatkan klien dalam TAK : stimulasi persepsi
d. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
a.    Beri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang gejala, cara, memutus halusinasi, cara merawat, informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan
b.   Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
a.    Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efek samping minum obat
b.   Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara, waktu)
c.    Anjurkan membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan
d.   Beri reinforcement positif klien minum obat yang benar

DAFTAR PUSTAKA


Ade herman surya direja.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.2011.Nuha medika.Yogyakarta 
Ern       awati,Dalami.Asuhan Keperawatan Klien denga Gangguan Jiwa.2009.Trans info media.Jakarta
Erlinafasiah.Modal Perawat dalam Praktek Keperawatan.2010.Tran sinfo media.Jakarta

Comments

Popular posts from this blog

Recodryl (Diphenhydramine HCL)

Orang Tua perlu tau kejang demam ! Cegah bahaya yang bisa fatal untuk Anak Anda !

Dobutamin